Jumat, 04 November 2011

Hamil Usia Remaja Berisiko Empat Kali Lipat Meninggal Saat Melahirkan


warta-anyar.blogspot.com.
Seorang wanita yang menikah dan hamil di bawah umur 18 tahun memiliki risiko meninggal saat melahirkan dibandingkan dengan wanita di atas usia 20 tahun. Seperti yang diungkapkan dr. Nafis Sadik, Special Envoy of the United Nations Secretary-General for HIV/AIDS in Asia Pasifi. Beliau mengatakan bahwa wanita muda dan remaja memiliki risiko 4 kali lipat dibandingkan dengan wanita yang lebih tua untuk mengalami risiko luka parah atau kematian saat melahirkan.
Dalam acara the 6th Asia Pacific Conference on Sexual and Reproductive Health and Right 2011 di Grha Sabha Pramana UGM, Yogyakarta beliau menjelaskan ada beberapa faktor yang memengaruhi keselamatan jiwa wanita yang melahirkan saat usia muda (20 tahun ke bawah). Diantaranya:
1. Secara organ reproduksi ia belum siap untuk berhubungan atau mengandung, sehingga jika hamil berisiko mengalami tekanan darah tinggi (karena tubuhnya tidak kuat). Kondisi ini biasanya tidak terdeteksi pada tahap-tahap awal, tapi nantinya menyebabkan kejang-kejang, perdarahan bahkan kematian pada ibu atau bayinya.
2. Sel telur yang dimiliki oleh perempuan tersebut belum siap.
3. Berisiko mengalami kanker serviks (kanker leher rahim), karena semakin muda usia pertama kali seseorang berhubungan seks, maka semakin besar risiko daerah reproduksi terkontaminasi virus.
Selain itu, Dr Sadik juga menyampaikan bahwa menikah di usia muda membuat wanita secara permanen menjadi tidak mandiri dan selalu bergantung pada suaminya, sehingga nantinya akan mempengaruhi pada status sosial dan ekonomi.
"Istri yang masih remaja biasanya tidak mendapatkan pendidikan yang cukup sehingga memotong peluang untuk dapat mandiri, termasuk untuk mencari pelayanan kesehatan reproduksi. Dengan demikian, mereka lebih mungkin terpapar banyak risiko kesehatan, tidak hanya risiko kehamilan tetapi juga kekerasan, infeksi menular seksual termasuk HIV dan AIDS," ujar Dr Nafis.
Masih menurut dr. Nafis Sadik, negara-negara yang gagal menangani masalah remaja dan anak muda adalah di negara-negara Asia Pasifik. Meski mengalami pertumbuhan ekonomi dan peningkatan pelayanan kesehatan secara keseluruhan, namun saat berbicara tentang kesehatan dan hak seksual dan reproduksi, remaja dan anak muda masih kurang mendapatkan informasi dan tidak terlayani.

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More